Setelah vaksinasi Covid-19 pada hari Minggu, 22 Agustus 2021 SMA Negeri 2 Tanggul menggelar PTM terbatas keesokan harinya. Sebelum melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas ini, dilakukan proses yang begitu panjang. Siswa diharapkan telah mendapatkan izin dari orang tua untuk melaksanakan sekolah tatap muka selaku aturan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai rapat koordinasi dinas (28/8/2021), “Guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin, unit pendidikan sudah mendapat izin dari Satgas Covid-19 kabupaten/kota setempat dan izin dari orang tua atau wali siswa.” Hal ini diberikan respon positif oleh siswa-siswi dan wali murid SMA Negeri 2 Tanggul. Bagi siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul, sekolah online sangat menjenuhkan, bukan hanya tugas yang menumpuk namun ketidakbebasan siswa-siswi untuk bersosialisasi dan berdiskusi bersama teman maupun guru membuat dampak negatif contohnya penurunan skill public speaking maupun pemecahan masalah bersama kelompok. Bagi wali murid SMA Negeri 2 Tanggul, sekolah online memberikan banyak dampak negatif baik bagi peserta didik maupun orang tua. Orang tua kewalahan dalam me-manage waktu antara pekerjaan dan pendidikan anak, belum lagi jika saat anak membutuhkan orang tua untuk menjelaskan beberapa materi yang ia tidak mengerti dan orang tua pun tidak mengerti bagaimana pemecahannya.
Tepat pada Selasa, 24 Agustus 2021 siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul memasuki gerbang pada pukul 06.30 menggunakan seragam biru-putih, kegembiraan tampak jelas dari raut wajah yang tertutup masker. Para guru SMA Negeri 2 Tanggul sudah berbaris rapi menyambut siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul dengan membawa alat tes suhu tubuh dan hand sanitizer. Sebelum memasuki wilayah sekolah siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul diperkenankan untuk di tes suhu tubuh dan memakai hand sanitizer yang sudah disiapkan oleh gurusebagai ikhtiar memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Di dalam sekolah sudah diberikan tempat cuci tangan disertai dengan satu sabun cuci tangan per kelasnya. Sebelum memasuki kelas, siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul diharuskan bercuci tangan. Hal ini adalah pemberlakuan atas perintah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam acara pengecekan PTM terbatas di SMK Negeri 7 Surabaya (30/8/2021) yang mana beliau menuturkan bahwa hal-hal dasar yang terpenting seperti pengadaan tempat cuci tangan, wajib bermasker, dan social distancing harus dilakukan. Setiap jam 06.45 siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul diharuskan mengikuti apel pagi untuk memberikan siswa-siswi vitamin D berkat panas matahari yang menjadi pencegah virus dari Covid-19 Setelah bel masuk berbunyi, siswa-siswi dan guru SMA Negeri 2 Tanggul mulai membacakan beberapa surat dalam kitab Alquran, kegiatan ini untuk mempertebal sikap religiusme diri setiap murid dan gurunya. Untuk siswa-siswi dan guru yang mempunyai status non-islam, diberikan ruangan sendiri untuk mempertebal keyakinan mereka. Tidak lupa tempat duduk siswa sudah disesuaikan dengan menerapkan protokol kesehatan dalam pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi Covid-19 yaitu berjarak 1,5 meter satu dengan yang lainnya.
Kehangatan guru bersama murid sangat kuat, hal ini dapat dirasakan ketika hampir semua materi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran daring dilakukan tidak dimengerti siswa-siswinya, dengan sabar dan tabah guru menjelaskan ulang materi dari awal sampai akhir hingga siswa-siswinya mengerti. Pembelajaran dilakukan secara intens namun tidak meninggalkan keseruan, selain fokus dalam pembelajaran siswa disuguhi pelajaran yang membuat mereka bekerja bersama kelompok dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Senangnya sangat tak terhingga saat berangkat dari rumah pagi-pagi sampai di sekolah bisa bertemu teman-teman, mengobrol, dan bercerita tentang kegiatan apa saja yang dilakukan saat pandemi. Karena tidak pernah bertemu, obrolan tersebut menjadi sangatlah berharga. Pandemi ini sangatlah menyiksa dan memisahkan anak muda yang sedang berjuang bersama demi meraih cita-cita yang setinggi-tingginya.
Namun pembelajaran tatap muka terbatas ini hanya boleh diikuti 50% dari jumlah siswa perkelas setiap harinya. Hal tersebut membuat kegalauan bagi siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul. Setiap harinya hanya ada 50% persen siswa per kelasnya, setiap hari mata pelajaran selalu berubah-ubah sesuai jadwal. Siswa-siswi yang melakukan pembelajaran secara daring harus belajar sendiri dengan materi yang sudah dikirimkan oleh guru pengampu mata pelajaran dengan aplikasi berbasis online yaitu Google Classroom dan untuk siswa-siswi yang sedang melakukan pembelajaran tatap muka bisa berdiskusi dengan guru pengampu mata pelajaran. Perbedaan ini membuat siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul dilanda kegalauan, mereka yang melakukan pembelajaran dari rumah hanya diberikan materi dan tugas untuk mengasah kemampuan merasa tidak adil karena tidak ada interaksi dan diskusi baik dari guru maupun sesama siswa.
Kegalauan ini bukan hanya melanda siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul, namun juga melanda para guru SMA Negeri 2 Tanggul. Pembelajaran tatap muka di masa pandemi yang mana setiap kelasnya hanya berisikan 50% siswa dari kelas semestinya membuat para guru kewalahan dalam menyampaikan materi. “Pembelajaran tatap muka terbatas ini yang pertama tentunya harus disyukuri, karena tentunya penyebaran Covid-19 sudah mulai menurun dan kesehatan masyarakat mulai meningkat dengan sudah meratanya vaksinasi menuju herd immunity. Namun disisi lain jelas ada kelemahan, karena guru dan siswa harus melakukan dua jenis pembelajaran yaitu daring dan luring yang dikenal dengan Blended Learning. Hal ini harus tetap diterima demi kebaikan bersama, karena untuk saat ini kesehatan tetap yang utama.” tutur Renny Praktika Dewi selaku guru di SMA Negeri 2 Tanggul.
Belum selesai sampai di sana, pembelajaran tatap muka terbatas terus berlanjut pada peraturan baru dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang mengharuskan anak didik berada di sekolah hanya dua kali dalam sepekan dengan waktu maksimal 30 menit setiap jam pelajaran tanpa waktu istirahat. Hal ini membuat tenaga pengajar kebingungan, dengan 30 menit setiap harinya per mata pelajaran dirasa kurang cukup. Dengan materi yang harus diulang dari masa pembelajaran secara daring hingga materi saat pembelajaran luring. Meskipun pemerintah telah memberikan inovasi berupa aplikasi penunjang Blended Learning yaitu aplikasi Jatim Cerdas Ruang Belajar yang nantinya siswa dan guru bisa berdiskusi secara daring ketika diadakan pembelajaran di kelas. Namun hal ini masih jadi keraguan besar diantara para guru maupun siswa. Keraguan tersebut dikarenakan pengalaman saat siswa masih 100% melakukan pembelajaran dari rumah menggunakan aplikasi Zoom Meeting atau Google Meet yang mana siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul tetap tidak mengerti pembahasan materi pelajaran jika tidak ada diskusi secara langsung.
Muncul inovasi baru tentang pembelajaran Blended Learning dari pakar-pakar pendidikan selama masa pandemi Covid-19 yang dilatihkan dalam Workshop yang mana sebagai pemateri adalah Dr. Sri Wahyuni, M. Pd. Selaku dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan IPA Universitas Jemberpada 26 Agustus 2021 di SMA Negeri 2 Tanggul. Jalan keluar dari permasalahan ini yaitu dengan diadakannya proses belajar mengajar yang serupa dengan tatap muka meskipun dalam penerapannya 50% siswa-siswi melakukan pembelajaran tatap muka dan 50% siswa-siswi lainnya melakukan pembelajaran dari rumah. Ada kamera di tengah-tengah guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran. Inovasi ini membuat proses belajar mengajar yang dilakukan tenaga pengajar semakin leluasa dalam melaksanakan kegiatan pengajaran terhadap anak didiknya baik secara tatap muka maupun secara tatap maya. Dalam inovasi ini nantinya siswa-siswi SMA Negeri 2 Tanggul diharapkan bisa saling berdiskusi baik yang melakukan pembelajaran dari rumah maupun atap muka. Inovasi ini akan segera direalisasikan menunggu sarana dan prasarana dari SMA Negeri 2 Tanggul dan sumber daya tenaga pengajar yang akan dipersiapkan dengan baik agar sempurna dalam menjalankannya.
Peran guru sangat besar dalam metode Blended Learning yang sistemnya selalu berubah-ubah mengikuti Peraturan Provinsi Jawa Timur. Dalam apel pagi yang dilakukan siswa-siswi juga guru di lapangan upacara SMA Negeri 2 Tanggul pada Senin, 30 Agustus 2021 dalam amanat yang diberikan oleh Imam Suja’i, S. Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tanggul, “Dalam hidup tidak boleh menolak perubahan karena manusia harus hidup dinamis.”
Artikel Features Lomba Festival Literasi Siswa Indonesia (FeLSI) 2021
Oleh : Luyzha Dita Aulia Arifiansa/12 MIPA 2
Tinggalkan Komentar